Polybar dapat dijalankan sesederhana mengetikkan perintah berikut di terminal:
polybar
Ketika perintah tersebut dijalankan, maka polybar akan mengambil konfigurasi default dari /etc/polybar/config.ini.
Atau dengan perintah:
polybar example -r
Perintah tersebut berarti secara spesifik meminta agar polybar menjalankan bar example dari file konfigurasinya dan me-reload-nya (artinya, tampilan polybar akan langsung berubah jika ada konfigurasi yang diubah tanpa harus menjalankan polybar lagi di terminal).
Untuk menjalankan polybar langsung setelah login ke komputer (khususnya openbox, karena saya menjalankan openbox saat artikel ini dibuat), masukkan perintah tersebut ke file .config/openbox/autostart.
Saya akan mengkustom polybar melalui file .config/polybar/config.ini.
Secara umum, saya akan membuat status bar dengan 3 bagian, yaitu bagian kiri, bagian tengah, dan bagian kanan. Setiap bagian akan membawa module-nya masing-masing. Berikut adalah pembagian module pada konfigurasi polybar saya:
Bagian kiri = workspace, current window, mpd
Bagian tengah = time / date
Bagian kanan = filesystem, pulseaudio, battery, eth0, netspeed
Sebelum masuk ke tahap-tahap kustomisasi, kita perlu meng-install font JetBrains terlebih dahulu. Font JetBrains di Archlinux dapat langsung dipasang via package manager:
Sekarang, kita akan mulai memasukkan baris-baris konfigurasi di file .config/polybar/config.ini.
Pertama-tama, saya akan mendefinisikan warna-warna yang akan digunakan pada polybar nanti.
; Warna[colors]; referensi warna bisa search di google "color selector"background=#000000 background-alt=#000000foreground=#ffffffprimary=#74f0ebsecondary=#8ABEB7alert=#A54242 disabled=#707880
Jika ingin konfigurasi warna yang berbeda, kalian bisa bereksperimen mencari warna-warna yang keren dari google, tinggal search dengan keyword “color selector”, dimana kalian hanya perlu HEX dari warna yang kalian inginkan untuk kemudian di-copy-paste-kan ke dalam variabel-variabel pada blok [colors] tersebut.
Blok bar ini digunakan untuk membuat nama barnya. Saya akan biarkan namanya default, yaitu [bar/example], kalian boleh menggantinya sesuai selera, misalnya [bar/bar1], [bar/bar-percobaan], atau [bar/bar gue]2.
; Bar[bar/example]width=80% ; it's Xoffset-x=10% ; it's Y, so that X + 2 * Y = 100height=22ptradius=6background=${colors.background}foreground=${colors.foreground}line-size=2ptborder-size=6ptborder-color=#00000000padding-left=0padding-right=1module-margin=1separator=""separator-foreground=${colors.disabled}font-0=JetBrains Mono:weight=Bold:pixelsize=10;1font-1=Font Awesome 6 Free:weight=Bold:pixelsize=10;1font-2=JetBrainsMono Nerd Font:weight=Bold:pixelsize=10;1modules-left=xworkspaces xwindow mpdmodules-center=date modules-right=filesystem pulseaudio battery eth netspeedcursor-click=pointercursor-scroll=ns-resizeenable-ipc=true
Terlihat bahwa pada blok [bar] ini, kita mendefinisikan beberapa hal penting, misalnya mengatur ukuran, posisi, warna, dan font bar serta mengatur module-module apa saja yang akan terletak di sebelah kiri, tengah, maupun di kanan.
Sekarang, kita akan mengkonfigurasi modul-modul yang sebelumnya sudah saya tentukan.
Module ini bertanggung jawab untuk mengatur besar-kecil-nya volume audio komputer kita. Jadi, nanti melalui status pulseaudio ini, saya bisa mengecilkan atau membesarkan audio hanya dengan scrolling via mouse di status pulseaudio tersebut.
Adapun module [module/eth0] digunakan untuk menampilkan status di polybar berupa alamat ip private yang tersambung ke jaringan internet (kebetulan saya menggunakan virtual machine, jadi koneksinya ke interface VLAN alias eth0, bukan wi-fi).